Pembelajaran STEAM di paud Pendekatan Saintifik. Seyogyanya belajar harus dimulai sejak usia dini tetapi belajarnya melalui bermain, bukan melaksanakan fenomena yang masih banyak berkembang di masyarakat kita adalah belajar menulis dan membaca serta berhitung dengan menggunakan bilangan-bilangan yang sudah dirancang sedemkian rupa. Pembelajaran pada anak harus memperhatikan usia anak yang cara belajarnya masih melalui bermain.

Usia dini merupakan fase pesat pertumbuhan dan perkembangan anak, Beberapa lainnya menyebut masa ini sebagai masa keemasan (golden age). Usia dini atau juga disebut usia anak 4 – 6 tahun merupakan waktu yang tepat untuk menumbuhkan sikap positif bagi seseorang. Oleh karenanya sebagai orang dewasa harus memahami benar kebutuhan kegiatan anak hendaknya yang mengarah pada aktivitas bermain. Bermain dalam artian yang mengandung nilai edukasi sehingga pendampingan harus tetap dilakukan. Hal inilah yang membedakan dengan orang dewasa yang tidak sepenuhnya membutuhkan pedampingan.

Anak usia dini memiliki sikap dan tindakan berbeda dengan orang dewasa dalam hal berperilaku. Dimana salah satu sikap tersebut, adalah cara belajar. Sikap dalam belajar anak merupakan fenomena yang harus dipahami oleh pendidik. Hendaknya juga dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini. Telah banyak konsep pembelajaran yang telah diujicobakan terhadap anak usia ini agar benar-benar dapat melayani keingintahuan setiap anak pada masalah-masalah yang dihadapi, khususnya yang terkait dengan lingkungansekitar. Salah satu nya adalah konsep terpadu antara bidang-bidang ilmu, baik di sekolah lanjutan maupun pada Pendidikan Anak Usia Dini, konsep pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran STEAM.

STEAM merupakan muatan pembelajaran kolaboratif yang mengarah pada pemberian motivasi, inovasi yang dapat melahirkan insan-insan kreatif menuju masyarakat berprestasi yang tidak hanya memperkuat pembelajaran dalam disiplin ilmu. Tetapi antar disiplin ilmu melalui kesempatan untuk mengeksplorasi yang diharapkan terjadinya koneksitas antar sains, teknologi, engineering, seni, dan matematika dengan pemanfaatan sarana yang ada di lingkungan sekitar untuk menyelesaikan masalah dalam membangun pengetahuan yang positif. STEAM bukanlah mengenai pembelajaran dengan komponen terpisah.Melainkan sebuah pembelajaran kolaborasi atau penerapan seluruh komponen dalam tema tersebut. Secara singkat, bisa dikatakan. Pendidik dituntut untuk mampu menganalisa dan berpikir kritis. Mencakup penyampaian pengajaran, dalam mengolah bahan ajar. Sehingga diharapkan mampu menggunakan alat dalam menyelesaikan suatu masalah dikehidupan sehari-hari yang ada dilingkungannya.

Prinsip Pembelajaran STEAM PAUD

 

Untuk menerapkan yang dimaksud di atas, beberapa prinsip pembelajaran dapat menjadi pertimbangan untuk dilakukan:

  1. Menciptakan lingkungan belajar yang ramah, imajinatif dan berpusat pada anak yang mendukung keterlaksanaan kegiatan dan berorientasi pada kreativitas dan keingintahuan anak-anak.

  2. Kondisi lingkungan membangun tingkat kesehatan dan daya fikir anak yang berkontribusi pada kesejahteraan kolektif dan kemakmuran masa depan anak.

  3. Mengembangkan keterampilan sains dasar dalam hal mengamati,memprediksi dan pemecahan masalah dengan bermain air, serta benda-benda lain yang mudah diperoleh dari lingkungan.

  4. Memberi kesempatan kepada orang tua sewaktu-waktu melibatkan pada kegiatan anak untuk membantu membangun pengalaman main anak sehingga lebih memahami kegiatan yang dilakukan anak serta ikut merasakan kegembiraan yang dirasakan saat anak melakukan kegiatan
    dengan nyaman.

  5. Menuliskan pemikiran dan ide mereka merupakan cara yang tepat dalam mendokumentasikan pertumbuhan anak sebagai bahan informasi terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.

ilustrasi pembelajaran steam di paud dengan huruf

Hal lain yang dapat menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan Pembelajaran STEAM melalui Pendekatan Saintifik seperti:
1. Pemberian penguatan terhadap tenaga pendidik mengenai pendekatan saintifik.
2. Pemberian penguatan terhadap tenaga pendidik mengenai muatan pembelajaran STEAM
3. Kesiapan lingkungan sebagai wahana penunjang utama pelaksanaan pendekatan saintifik melalui muatan pembelajaran STEAM.
4. Identifikasi tema yang terkoneksi dengan kondisi lingkungan sekitar guna menunjang keterlaksanaan muatan STEAM.
5. Menyusun perencanaan mengenai kegiatan yang akan dilakukan.
6. Menyiapkan sarana/alat yang akan digunakan dalam melaksanakan kegiatan

Alasan yang menjadikan lingkungan sangat penting dalam interaksi belajar mengajar yang berbasis lingkungan, yaitu:
(1) sebagai sasaran belajar, lingkungan adalah alam sekitar anak. Jadi segala sesuatu yang ada di lingkungan mereka merupakan sasaran belajar bagi anak,
(2) sebagai sumber belajar, Lingkungan tersebut merupakan alternatif selain guru, buku, laboratorium,tenaga ahli,
(3) sebagai sarana belajar, lingkungan merupakan sarana belajar dengan harga paling murah dan juga lengkap.

Teknik yang dapat digunakan dalam penggunaan lingkungan alam sebagai konsep pembelajaran adalah dapat berupa survey, kamping/berkemah, karyawisata, praktik lapangan, dapat juga dengan mengundang narasumber, dan juga dalam bentuk proyek lapangan/pengabdian pada masyarakat. Berdasarkan teknik tersebut, maka dalam konsep pembelajaran alam sekitar yang digunakan pada jenjang anak usia dini cenderung hanya pada survey, karyawisata, dan mengundang narasumber.

Langkah model pembelajaran STEAM PAUD

Dalam penerapan, agar lebih sistematis terdapat beberapa langkah penerapan pembelajaran ini. Berikut ini beberapa langkah pengembangan perencanaan/ integrasi pembelajaran STEAM di paud melalui kegiatan yang telah dilaksanakan di lembaga atau kurikulum yang telah disusun oleh lembaga.

melakukan pengkajian pada STTPA

Dalam melakukan pengkajian pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) harus memperhatikan hal-hal berikut:

  • Memahami STPPA sebagai hasil akhir dari keseluruhan program pembelajaran (Kompetensi Inti)
  • Memahami kompetensi dasar sebagai capaian hasil pembelajaran tiap pertemuan
  • Menetapkan materi pembelajaran sebagai muatan untuk pengayaan pengalaman anak

Mengembangkan dan menentukan tema

Sesuai Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Kurikulum 2013 PAUD, dalam mengidentifikasi tema, guru harus memperhatikan prinsip- prinsip pemilihan dan penatapan tema, yaitu : kedekatan, kesederhanaan, kemenarikan, daya dukung, dan keinsidentalan. Hal-hal yang harus dipersiapkan guru dalam pengembangan tema:

  1. Mengumpulkan informasi terkait tema dan subtema
  2. Menyiapkan bahan-bahan bacaan terkait tema dan subtema
  3. Menyiapkan media dan sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan bermain
  4. Menyiapkan lingkungan main sesuai dengan tema
  5. Menyiapkan kegiatan-kegiatan main sesuai dengan tema

Kebermanfaatan tema ini akan mempengaruhi kebermaknaan pembelajaran anak. Tema-tema yang dikembangkan sebaiknya dilaksanakan ecara tuntas agar anak menguasai konsep tentang tema dengan baik yang nantinya akan dapat digunakan dalam kehidupan nyata anak-anak.

ilustrasi pembelajarn steam di paud dengan balok

Mengembangkan kegiatan pembelajaran

Merencanakan/menentukan jenis kegiatan yang akan dilakukan dan mengidentifikasi muatan materi setiap kegiatan terkait kegiatan Pembelajaran STEAM di PAUD yang membangun kolaborasi, kreatifitas, kritis, motivasi dan pencari solusi dari permasalahan serta mengambil keputusan. Empat contoh kegiatan yang dimaksud pada model ini adalah:

Selain kegiatan di atas, selanjutnya guru dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran lainnya dengan memperhatikan tema-sub tema yang telah disusun lembaga, dan menyesuaikan aktifitas yang harus dilakukan pada setiap kegiatan, khususnya keterkaitan kegiatan dengan STEAM dan Saintifik. Setelah tahapan di atas, hal lain yang harus dilakukan adalah:

  • Memetakan/memilih kompetensi dasar yang terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan
  • Menentukan aspek pengembangan setiap kegiatan main
  • Merumuskan indikator pencapaian kompetensi

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

Rencana pelaksanaan pembelajaran dirancang oleh guru dalam melaksanakan kegiatan bermain untuk memfasilitasi anak dalam proses belajar. RPPH disusun dan menjadi acuan untuk mengelola kegiatan bermain dalam satu hari. Contoh RPPH untuk kegiatan yang dilakukan, Anda bisa menemukan banyak contoh rpph di website kami. Misalkan saja tema pepaya.

Menentukan jenis penilaian

Penilaian merupakan proses pengukuran terhadap hasil dari kegiatan belajar anak. Penilaian kegiatan belajar di PAUD menggunakan pendekatan penilaian otentik. Penilaian otentik merupakan penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan fakta yang sesungguhnya. Penilaian dilakukan secara sistematis, terukur, berkelanjutan, dan menyeluruh yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu.

Lingkup penilaian mencakup pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkup penilaian pertumbuhan meliputi ukuran fisik yang diukur dengan satuan panjang dan berat, misalnya berat tubuh, tinggi badan/panjang badan, dan lingkar kepala. Sementara itu, penilaian perkembangan mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan bertambahnya fungsi psikis anak, yaitu nilai agama dan moral, perkembangan fisik motorik (gerakan motorik kasar dan halus, serta kesehatan fisik), kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala: BB (Belum Berkembang), MB (Mulai Berkembang), BSH (Berkembang Sesuai Harapan) dan BSB (Berkembang Sangat Baik), dengan penilaian merujuk pada 6 aspek lingkup perkembangan yang yang terkait dengan kompetensi dasar serta indikator yang telah ditentukan seperti yang tersebut pada lampiran pemetaan tingkat pencapaian perkembangan anak.

Akhir kata terimakasih, semoga dengan tulisan tentang Pembelajaran STEAM di PAUD. dapat membantu anda dalam memahami konsep model pembelajaran ini.

Leave a Reply